SIMALUNGUN - Berbagai macam komentar miring disampaikan kalangan publik setelah menerima informasi yang dipublikasikan sejumlah media terkait keadaan tanaman kelapa sawit milik perusahaan perkebunan milik negara berstatus BUMN ini.
Salah seorang pemerhati perkebunan tanaman kelapa sawit di Simalungun menyampaikan, pelaksanaan program perkebunan kelapa sawit berkelanjutan tidak mendapatkan dukungan dari pihak manajemen kebun Tinjowan, Jumat (21/03/2025), sekira pukul 09.00 WIB.
W.H Butar-Butar mengatakan, perusahaan perkebunan memiliki lahan HGU terluas berskala nasional, dengan hasil produksinya komoditi tandan buah segar kelapa sawit itu berlokasi di ujung wilayah Kabupaten Simalungun berbatas wilayah dengan 3 Kabupaten lainnya.
"Miris, setelah mendapat informasi terkait kondisi tanaman kelapa sawit berproduksi di Kebun Tinjowan tanpa penanganan dan disinyalir terlantar, " sebut WH Butar-Butar.
Lebih lanjut, lokasi PTPN IV Regional 2 Kebun Tinjowan ini terbilang cukup jauh jarak tempuhnya di Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun yang berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara dan sebelah timur Kabupaten Asahan.
"Lokasi dengan jarak tempuh terbilang jauh dan akses jalan yang tidak memadai mengakibatkan kurangnya fungsi pengawasan, " terang Ketua LSM Peduli Anak Bangsa Kabupaten Simalungun ini.
Kemudian, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dqn hal ini, salah satu penyebab tidak terpantaunya kondisi tanaman kelapa sawit milik PTPN IV Regional 2 Kebun Tinjowan, Kabupaten Simalungun oleh aktivis penggiat sosial kontrol.
"Hingga lebih dari 6 bulan lamanya, tanaman berproduksi itu diabaikan dan bagaimana pengelolaan anggaran pemeliharaan itu diaplikasikan?, " bebernya.
Selain itu, pihak internal bagian pengawasan dan lainnyq di manajemen perusahaan berplat merah ini terkesan sebagai birokrasi pelengkap dan hal ini, salah satu penyebab berbagai penyimpangan alokasi anggaran pemeliharaan tanaman kelapa sawit tersebut.
"Akan kita lakukan penelusuran lebih lanjut di seluruh areal Afdeling Kebun Tinjowan ini, " tutup WH. Butar-Butar.
Terpisah, Awalludin selaku Asisten Tanaman Afdeling 7 Kebun Tinjowan menyampaikan, tanggapannya terkait kondisi tanaman kelapa sawit itu, tanpa penjelasan rinci penanganan hama dan pemeliharaan tanaman setelah dihubungi melalui pesan percakapan selularnya.
"Bakal dikerjakan itu dan menunggu giliran tunasnya kan setahun sekali. Kemarin, masih daerah sayur matinggi yang dikerjakan, " sebut Asisten Afdeling 7 Kebun Tinjowan dalam pesan singkatnya.
Sebelumnya diberitakan, Ratusan hektar tanaman kelapa sawit milik PTPN IV Regional 2 Unit Kebun Tinjowan saat ini dalam kondisi sangat memprihatinkan.
Pasalnya, tampak di lokasi kondisi tanaman seperti ini disebabkan serangan hama sudah berlangsung cukup lama, hingga mengakibatkan tanaman itu tak lagi memiliki daun.
Selain itu, tampak jelas tanaman di areal ini tidak terpelihara sebagaimana mestinya dan berdasarkan informasi yang dihimpun, tanaman tidak terpelihara diperkirakan sejak 6 bulan yang lalu tanpa penanganan.
Mirisnya, pada batang tanaman kelapa sawit sarat ditumbuhi tanaman pakis dengan kondisi dahan-dahan mengering dalam posisi bergelantungan, sementara arealnya ditumbuhi rerumputan.
Saat ditemui, warga setempat mengatakan, lokasi tanaman tahun 2005, tepatnya di Afdeling 7, Nagori Riah Naposo, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Kamis (20/03/2025), sekira pukul 10.15 WIB.
"Perkiraan kami, tanaman di sini separah ini sejak 6 bulan yang lalu sampai saat sekarang, " kata pria paruh baya saat ditemui menggembala ternak kambing miliknya.
Sementara, hingga berita ini dilansir kepada publik, Asisten Tanaman Afdeling 7 belum berhasil dihubungi dan tak berhasil ditemui, saat disambangi ke Kantor Tanaman Afdeling 7 Kebun Tinjowan.
Terpisah, Asisten Kepala Tanaman Kebun Tinjowan M. Sinaga belum dapat dihubungi melalui nomor kontak selularnya dan hingga rilis berita ini dilansir kepada publik, pesan percakapan selular awak media ini tak berbalas.
Anehnya, tanggapan Manajer Kebun Tinjowan A Sinaga saat dihububgi melalui pesan percakapan selularnya menyebutkan, akan menindaklanjuti dan berterima kasih atas informasi terkait tanaman yang kondisinya terlantar sejak 6 bulan yang lalu.
"Ok thanks infonya , akan kita tindaknlanjuti, " tulisnya singkat.